Tugas
:
DASAR
REPRODUKSI TERNAK
ORGAN
REPRODUKSI TERNAK BETINA
Add caption |
RANTI
ATMINASARI
D1B411O69
A
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
UTERUS :
1.
Ovarium
Ovarium adalah organ primer (atau
esensial) reproduksi pada betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat
dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu
menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan
juga ovum.
Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari
ovari kanan yang terletak di belakang ginjal kanan dan ovari kiri yang terletak
di belakang ginjal kiri. Ovarium seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji
buah almond dengan berat rata-rata 10 sampai 20 gram. Sebagai perbandingan,
pada sapi jantan dimana ”biji” pejantan berkembang di tubulus seminiferus yang
letaknya di dalam pada betina jaringan yang menghasilkan ovum (telur) berada
sangat dekat dengan permukaan ovari.
Pada semua hewan menyusui mempunyai
sepasang ovarium dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda tergantung pada
species, umur dan masa (stadium) reproduksi hewan betina. Bentuk ovarium
tergantung pada golongan hewan:
1. Pada golongan hewan
yang melahirkan beberapa anak dalam satu kebuntingan disebut Polytocous,
ovariumnya berbentuk seperti buah murbei, contoh: babi, anjing, kucing
2. Pada golongan hewan
yang melahirkan satu anak dalam satu kebuntingan disebut Monotocous, ovariumnya
berbentuk bulat panjang oval, contoh: sapi, kerbau, sedang pada ovarium kuda
bebentuknya seperti ginjal.
2. Oviduct
Oviduct merupakan saluran yang
bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct
digantung oleh suatu ligamentum yaitu mesosalpink yang merupakan saluran kecil
yang berkelok-kelok dari depan ovarium dan berlanjut di tanduk uterus. Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama
adalah infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan
ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi
untuk menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum
ini disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat
ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum
menuju uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian
menuju ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi
fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi.
Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct. Ampula bersambung
dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus. Bagian yang membatasi antara
ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan
langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi
oleh utero tubal junction
Fungsi oviduct :
1.menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
2.transport spermatozoa dari uterus menuju tempat
pembuahan
3.tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa
(fertilisasi)
4.tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
5.memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan
kapasitasi spermatozoa
6.transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
3. Uterus
Uterus merupakan struktur saluran
muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan
perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu
saluran yang bertaut pada dinding ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding
uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam disebut endometrium, lapisan tengah
disebut myometrium dan lapisan luar disebut perimetrium.
Uterus terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama adalah cornu uteri atau tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya
ada 2 dan persis menyerupai tanduk yang melengkung. Cornu uteri merupakan
bagian uterus yang berhubungan dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu
badan uterus yang disebut corpus uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua.
Corpus uteri berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio dan implantasi.
Selain itu pada corpus uteri terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga
adalah cervix atau leher uterus.
Bentuk-bentuk uterus ada 3, yaitu:
1) uterus bicornus: cornu uteri sangat panjang tetapi corpus uteri sangat
pendek. Contoh pada babi. 2) uterus bipartinus: corpus uteri sangat panjang dan
di antara kedua cornu terdapat penyekat. Contoh pada sapi cornunya membentuk
spiral. 3) uterus duplex: cervixnya terdapat dinding penyekat. Contoh: uterus
pada kelinci dan marmut. 4) uterus simple: bentuknya seperti buah pir. Contoh:
uterus pada manusia dan primata.
Fungsi uterus: 1) saluran yang
dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada ampula.
Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus dahulu. 2) tempat
terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium
uterus. 3) tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. 4) berperan pada proses
kelahiran (parturisi). 5) pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi
mengatur siklus estrus dan fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa
4. Cervix
Cervix terletak di antara uterus dan
vagina sehingga dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini
tersusun atas otot daging sphincter. Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari
gelang penonjolan mucosa cervix dan akan menutup pada saat terjadi estrus dan
kelahiran. Cervix menghasilkan cairan yang dapat memberi jalan pada spermatozoa
menuju ampula dan untuk menyeleksi sperma.
Selama birahi dan kopulasi, serviks
berperan sebagai masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran
uterin itu tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat
sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus
dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Blakeli and Bade, 1998).
Fungsi dari cervix adalah menutup
lumen uterus sehingga menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke
dalam uterus dan sebagai tempat reservoir spermatozoa.
5. Vagina
Vagina adalah organ reproduksi hewan
betina yang terletak di dalam pelvis di antara uterus dan vulva. Vagina
memiliki membran mukosa disebut epitel squamosa berstrata yang tidak
berkelenjar tetapi pada sapi berkelenjar. pada bagian kranial dari vagina
terdapat beberapa sel mukosa yang berdekatan dengan cervix.
Vagina terdiri dari 2 bagian yaitu
vestibulum yang letaknya dekat dengan vulva serta merupakan saluran reproduksi
dan saluran keluarnya urin dan yang kedua adalah portio vaginalis cervixis yang
letaknya dari batas antara keduanya hingga cervix. Vestibulum dan portio
vaginalis cervixis dibatasi oleh suatu selaput pembatas yang disebut himen.
Fungsi dari vagina adalah sebagai
alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan; berperan sebagai saluran
keluarnya sekresi cervix, uterus dan oviduct; dan sebagai jalan peranakan saat
proses beranak. Vagina akan mengembang agar fetus dan membran dapat keluar pada
waktunya.
Menurut Toelihere (1981), pada hewan
yang tidak bunting panjang vagina sapi mencapai 25,0 sampai 30,0 cm. Variasi
ukuran vagina ini tergantung pada jenis hewan, umur dan frekuensi beranak
(semakin sering beranak, vagina semakin lebar).
6. Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi
hewan betina bagian luar. Vulva terdiri dari dua bagian. Bagian luar disebut
labia mayora dan bagian dalamnya disebut labia minora. Labia minora homolog
dengan preputium pada hewan jantan sedangkan labia mayora homolog dengan
skrotum pada hewan jantan.
Pertautan antara vagina dan vulva
ditandai oleh orifis uretral eksternal atau oleh suatu pematang pada posisi
kranial terhadap uretral eksteral yaitu himen vestigial. Himen tersebut rapat
sehingga mempengaruhi kopulasi. Vulva akan menjadi tegang karena bertambahnya
volume darah yang mengalir ke dalamnya.
7. Klitoris
Klitoris merupakan alat reproduksi
betina bagian luar yang homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang
terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm dalam labia. Klitoris terdiri atas dua
krura atau akar badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri atau jaringan
erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata. Selain itu klitoris juga
mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi. Klitoris akan
berereksi pada hewan yang sedang estrus. Fungsi dari klitoris ini membantu
dalam perkawinan.
Jenis uterus berdasarkan jenis ternak
:
DuplexTerdiri dari
dua duplex, tidak memiliki corpus-uterus, dan cornua-uterusterpisah sempurna.
Tipe uterus ini dimiliki oleh tikus, mencit, kelinci, marmutdan hewan kecil
lainnya.
BicornuateTerdiri dari satu corpus-uterus yang kecil,
dua cornua-uterus yang panjangberkelok-kelok, dan satu cervix. Tipe uterus ini
dimiliki oleh babi dan hewaninsectivora.
Simple/ SimplexTerdiri dari satu cervix,satu
corpus-uterus yang berukuran besar dan jelastanpa cornua-uterus. Tipe uterus ini
dimiliki oleh hewan primata.
BipartiteTerdiri dari satu cervix dan satu
corpus-uterus yang jelas.Kecuali kuda,terdapat septum antara cornua kanan dan
cornua kiri. Tipe uterus ini dimilikioleh domba,sapi, kerbau, kucing, anjing
dan kuda.
Daftar
pustaka
Blakely, J.
dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Bearden, J.
dan Fuquay John W.1997.Applied Reproductoin Fourth Edition.Printice Hall, Inc.
USA.
Frandson, R.
D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakrta.
Hardjopranjoto,
S. 1993. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press, Surabaya.
Toliehere,
M.R., 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.